----
Ketika dirimu ada didekatku
Hangat cinta yang kurasakan darimu
Tak tahan inginku
Mencurahkan semua padamu
----
Rasa ini kembali hadir. Rasa yang menggelitik
hati, membuat segalanya berubah. Perasaan aneh yang semakin hari membuatku
bingung. Ada rasa ingin memeluk, rasa ingin terus memandang, dan juga ada rasa
aneh yang menyakitkan ketika aku melihatnya dengan yang lain. Entah, apa inilah
yang dinamakan cinta?
Apakah benar, benar ini cinta yang sesungguhnya?
Tuhan tolong,jangan biarkan rasa itu hadir dalam hidupku. Aku tak mau harus
menangis karna-nya. Tetapi, apakah benar tentang opini orang-orang yang pernah
merasakan 'cinta' kalau sebenarnya cinta itu tak terlalu menyakitkan, ada juga
rasa bangga karna telah bisa merasakan rasa tersebut. Oh tuhan, tapi aku
rasa...perasaanku jatuh kepada orang yang salah. Kenapa?
Kupandangi wajah laki-laki yang selalu membuatku
'dag dig dug' ini. Yang selalu membuat rasa aneh itu menggelitik dihatiku.
Wajahnya yang dipenuhi peluh keringat, setelah bermain basket dibawah terik
matahari membuatnya semakin tampan dimataku. Ah.., tak seharusnya aku seperti
ini. Aku salah! Aku tak boleh memiliki rasa ini. Rasa ini salah! aku
menggeleng-gelengkan kepalaku, mengusir segala harapan kosong itu. Ah, andai ia
tahu, apakah perasaan ini akan berbalas?
"Hei, kenapa? Kok geleng-geleng sih?"
Tanyanya padaku. Aku tersentak.
"Eh, eng, enggak kok. Gak papa hehe."
Elakku cepat.
"Lo kok aneh sih? Tumben banget.., biasanya
enggak gini deh?" Curiganya padaku. Aku mendelik. Maksudnya apa nih? Ada
yang salah denganku? Apa..apa karna aku sedang jatuh cinta dengannya, dan..ada
efek perubahan dari rasa itu.
"Aneh dari mananya sih, Yo?" Tanyaku
heran.
"Ya itutuh, lebih banyak diem. Biasanya juga
bawel," ucapnya. Aku terdiam. Ia menatapku, dan mengangkat sebelah
alisnya. Aku mencoba membalas tatapannya.
----
Kasih kuingin kau tahu segalanya
S'lama ini yang ada dalam jiwaku
Meski kutahu semua takkan terbalas, olehmu
-----
"Lo kenapa sih, Fy? Cerita sama gue?"
Tatapannya yang begitu hangat, suaranya yang begitu halus, dan sentuhan
tangannya yang tepat memegang kedua pipiku, menimbulkan semburat merah di
pipiku.
Aku menunduk,melepaskan kedua tangannya dari kedua
pipiku. Ntah, aku tiba-tiba teringat.., ia sudah ada yang memiliki. Sudah ada
yang memiliki hatinya. Air mataku turun meluruh bersamaan dengan harapan,dan
kesedihan yang jelas ada didalam hatiku. Sakit. Tak dapat kupungkiri, sakit
jauh lebih sakit saat kita memutuskan untuk mengakhiri sebuah hubungan. Ya
Tuhan, ini rasanya jatuh cinta dengan pacar orang lain.
"Hei, kok nangis sih, Fy?" Tiba-tiba ia
mengangkat dagu-ku. aku rasa ia berhak tau, tentang perasaan ini. Ntah, aku
merasa sebaiknya seperti itu, daripada 'memendam perasaan'layaknya orang-orang
yang 'bertepuk sebelah tangan'
"A..ap..apa.. A..aku sa..lah.. ja..ja..tuh
cin..ta.. sa...sama ka..kamu?" Ucapku tertunduk. Ia tersentak. Mungkinkah
setelah aku mengatakan ini, ia akan menjauhiku. Arrgh, bodohnya aku.
"Gue juga cinta sama lo, Fy." Ucapnya
singkat, kemudian menatap langit-langit yang biru dengan awan-awan yang disana.
Aku menatapnya, jujur, aku ingin tahu, apakah itu tulus dari hatinya atau..ia
hanya ingin tak membuatku sakit hati.
"Lo..lo serius, Yo?" Tanyaku gugup. Ia
mengangguk sekilas dan berdiri, berjalan dan mengambil bola basket yang
tergeletak ditengah lapangan.
----
Karna engkau t'lah jadi miliknya
Tak sepantasnya diriku merenggutmu dari cintanya
Biarkanlah menjadi kenangan
Yang indah dan takkan pernah kulupa 'tuk selamanya
----
Buru-buru kutepiskan pertanyaan bodoh itu. Seakan
aku berharap ia menjadi seseoran yang spesial untukku. Tapi, tanpa ia sadari
pun, ia sudah menjadi yang terindah, menjadi yang sangat spesial dihatiku. The
King Of My Heart. "Eh, eng, engga gitu maksud gue. Gue gak maksud buat
ngerusak hubungan lo dengan Shilla." Ucapku lirih. Shilla, gadis yang
dapat merebut hatinya, memiliki hatinya. Seandainya aku cepat menyadari
perasaan ini, mungkin, aku juga lah yang menjadi The
Queen Of His Heart.
Ia menatapku, tajam..tetapi begitu hangat. Ia
menghampiriku, dengan bola basket dipeluknya dengan tangan kiri. "Ify..,
jujur, gue seneng lo bilang gini. Ternyata lo ngebales juga perasaan gue. Asal
lo tau, gue sayang sama lo sebelum gue sayang sama Shilla. Dulu, gue fikir cinta
gue 'bertepuk sebelah tangan', lo gak peka sama perasaan gue. Tapi,
sekarang...? Lo terlambat, Fy."
Airmataku menetes kembali. Aku terlambat, lirihku
dalam hati. "Gue tau itu, Yo. Semoga lo bahagia sama Shilla. Gue gak
pernah berharap lo jadi milik gue kok. Gue gak pantes ngerebut elo dari orang
yang jauh lebih baik dari gue. Ini kenangan terindah buat gue, ngedenger lo
ngebales perasaan gue."
Aku berdiri, berusaha untuk meninggalkanya dengan
si kulit bundar berwarna oranye itu. Aku ingin menenangkan perasaanku, perasaan
yang tak seharusnya ada.
----
Satu hal yang kupinta dari dirimu
Jangan kau katakan, kepada dirinya
Ku tak ingin hatin cemburu
Karna diriku, yang juga mencintaimu
----
"Gue minta maaf, Fy. Semoga ini gak ngebuat
persahabatan kita hancur." Ucapnya sebelum aku benar-benar meninggalkan
lapangan basket itu. Aku menoleh, dan tersenyum.
"Pasti, Yo." Jawabku.
"Oke, Fy. Semoga lo bisa cari yang lebih baik
dari gue ya. Terima kasih lo pernah cinta sama gue."
Aku tersenyum. Senyum antara bahagia, dan perih.
"Yah, gue juga terima kasih ke elo. Makasih udah mau bales perasaan gue.
Meskipun, gue gak bisa milikin elo." Aku tertunduk. Hufft, rasanya
benar-benar menyakitkan.., harus mengubur perasaan ini dalam-dalam. Melupakan
perasaannya.
Rio menghampiriku, memegang kedua pundakku,
mengangkat daguku agar ia dapat melihat mataku. "Jangan nangis lagi ya,
Fy." Ucapnya sembari tersenyum,dan menghapus titik-titik air mataku dengan
ibu jarinya.
Aku tersenyum. "Oh iya, Yo. Mmm, gue mohon
sama lo, jangan sampe Shilla tau soal ini. Rasanya bener-benr sakit ,Yo kalo
orang yang disayanginnya jatuh cinta sama orang lain. Apalagi, itu sahabatnya.
Gue gak mau Shilla kecewa sama lo. Dia terlalu baik, Yo." Pintaku padanya.
Rio mengangguk. "Apa, lo gak minta gue buat
jadiin lo pacar gue?" DEG. Pertanyaan yang benar-benar aku hindari.
----
Sesungguhnya, cintaku padamu
Tulus tanpa memaksa dirimu untuk membalasnya
----
Aku menatap matanya, dalam. Ingin sekali aku
memilikinya, tapi rasanya aku begitu egois. Bagaimana dengan Shilla? Bagaimana
dengan hatinya?
"Gak, Yo. Gue tulus sayang sama lo. Gue gak
mau egois, gue gak mau karna keegoisan gue ada yang terluka gara-gara gue. Gue
gak maksa elo juga buat bales perasaan gue.." Ucapku dengan tersenyum.
Senyum getir, menahan perih.
Ia menepuk-nepuk kepalaku dengan lembut. "Gak
salah gue sayang sama lo, maafin gue, gue gak bisa bales perasaan lo. Perlu lo
tau, gue juga sayang sama lo." Ucap Rio lalu memelukku. Aku harap, ini
bukan yang terakhir, tapi itu semua mustahil.
Tuhan, terima kasih kau telah menghadirkan
perasaan ini, aku bisa merasakan rasa yang begitu luar biasa. Aku takkan pernah
menyesal telah merasakan rasa yang kau berikan kepadaku.
----
Dan biarlah ku simpan perasaan ini
Menutup hatiku pada cinta yang lain
Bila akhirnya ku temukan cinta sepertimu
Mungkin ku bisa lanjutkan hidupku
Tak pernah aku sesali
Saat aku mulai jatuh cinta
Tak akan ku ingkari
Sumpah mati ‘kan selalu ada disampingmu
Dan biarlah ku simpan perasaan ini
Menutup hatiku pada cinta yang lain
Bila akhirnya ku temukan cinta sepertimu
END.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar