Random fanfiction. Don’t read if you don’t like!
Ini Cuma cerita gaje yang punya alur gak nyambung.
Hope You Like It
*
One
night I stand I remind of you
Our
hope and dreams tears in my eyes
When
you gone so fast
When
I realized, you know I can’t be perfect
*
Terputar kembali kenangan-kenangan lama itu,
kenangan yang tiba-tiba muncul dan teringat disaat sepi seperti ini. Entah
sepertinya suasana benar-benar mendukungnya untuk mengingat kembali kejadian
–mungkin- setahun yang lalu dirasakannya.
Berbagai macam harapan yang ia inginkan agar
tetap dan dapat terus bersama sang laki-laki hilang, hancur diterpa oleh angin
berhembus yang membisikkan kata yang sama sekali tak dilakukan olehnya. Hanya
karna dari mulut seseoranglah ia daapat menyimpulkannya dan dapat membuat
perasaanku hancur, dan runtuh disaat laki-laki itu sudah mulai bisa benar-benar
meyakinkanku bahwa ‘aku mencintainya’.
Air mata mengalir setetes demi tetes hingga
membuat sungai kecil dipipi putih mulusnya. Ia menyesal, menyesal mengapa
sempat menjadi milik laki-laki itu, pernah mencintai laki-laki itu. Dengan awal
pendekatan kata-kata yang sungguh manis, dan putus dengan kata yang
menyakitkan, di ‘fitnah’ dengan kata ‘selingkuh’ –yang padahal– tak pernah
dilakukan olehnya.
Mulai dari situ, ia menarik kesimpulan… Mengapa tak ada kesempatan kedua untuknya,
untuk membuktikan bahwa itu salah? Apa…,
kau tak pernah tulus mencintaiku?
Ify juga
cukup sadar, ia sendiri salah, dekat dengan laki-laki lain, yang padahal hanya
sebatas teman ber-SMS-an. Atau, memang Rio–Mantan Ify– hanya berniat mempermainkannya? Ify cukup tau
jikalau dirinya memang tak sempurna, seharusnya Rio sadar bahwa Ify juga pasti
akan melakukan kesalahan. Apa Rio memang sudah dibutakan oleh bisikkan fitnahan
orang terhadap dirinya?
*
I
fall from you
You
make me like I can’t stand with you
You
make me like I can’t life with you
I
can’t hold your hand
So
please don’t let me down
*
Jujur, baru kali inilah Ify merasa benar-benar
terpuruk oleh cinta, jatuh ke tempat yang seharusnya tak pernah ia singgahi dan
sekarang hanya meyisahkan luka menganga didalam hatinya. Rio benar-benar
membuatnya tak pernah bisa berpaling darinya, buat move on aja gue susah, cowok yang ngedeketin sih banyak, tapi gue
masih gak bisa lupa sama Rio, batin Ify lirih.
Dilangkahkan kakinya mengarah kekelas X.4. kelas
yang berseberangan dengan kelas Rio, XI IPA-4. Ify dapat melihat dengan jelas,
apa yang Rio lakukan sekarang, bercanda dengan seseorang perempuan, yang
‘katanya’ adalah kekasihnya sekarang. Dada Ify semakin menyesak ketika melihat
pemandangan itu, air matanya berusaha menyerobot keluar dari matanya, dan… tes,
satu tetes air mata jatuh di pipi kirinya, sesegera mungkin ia menghapus air
mata itu.
“Udahlah, Fy, lupain ‘Kak Rio’ lo itu, dia udah
punya someone baru tuh..” Ify
terlonjak kaget ketika Agni –sahabatnya– menepuk pundaknya. Ify hanya menghela
nafas berat, sesak di rongga dadanya sudah agak sedikit berkurang.
“Haha, gak kok, Ag, gue turut seneng aja deh dia
udah nemuin orang yang bener-bener sempurna buat dia, bisa kasih senyum tulus
buat dia, semoga selamanya deh haha…” ucap Ify sedikit tertawa kaku, dan
sembari berjalan menuju kekelasnya. Agni mengikutinya.
“Yah, bagus deh kalo lo udah bisa nerima apa
yang ada didepan mata lo sekarang… Gue harap lo bisa kayak gini terus, Fy, gak
tergantung sama kenangan.” Ify tersenyum, ia merasa benar-benar beruntung
memiliki sahabat seperti Agni.
“Thanks banget,
Ag!” Agni hanya mengangguk sembari tersenyum manis.
Maaf,
Ag, seutuhnya gue belum bener-bener ikhlas liat senyuman Kak Rio untuk cewek
lain. Tapi, gue juga gamau terus terpuruk gara-gara Kak Rio doang. Kak Rio, lo
sukses buat gue untuk gak berpaling dari elo, gak bisa berdiri sendiri tanpa
elo, dan… Lo juga gak bisa hidup tanpa elo. Tapi, kenapa sekarang lo buat gue
bener-bener jatuh setelah lo kasih gue harapan tinggi buat milikin elo, hhh. Lirih
Ify dalam hati.
*
I
try to be stronger
When
I know everything over
Every
time I feel everyday I think
I
never see you ones again
*
Gue
nyoba tegar, gue nyoba kuat, gue nyoba buat selalu senyum, gue juga lagi nyoba
buat sadar kalo cerita antara kita itu udah selesai. Tapi, satu yang gue tahu…,
kalo elo belum berakhir di hati gue, selamanya.
Ify menekan tombol ‘post’ yang ada dihalaman blog-nya. Seperti biasa, ia ingin berbagi
cerita dengan visitors blog-nya. Dia
bener-bener galau sekarang. Mungkin, tak pernah lelah otaknya untuk mengingat
sosok ‘Kak Rio’ yang pernah menjadi salah satu bagian dari hatinya, bagian dari
hidupnya, bagian dari cerita hidupnya.
Berbagai kenangan itu berkelebat lagi di
otaknya, ia tahu, ini Cuma cerita ‘cinta monyet’ yang masih belum konsisten
dengan masa depan, pacaran yang hanya untuk senang-senang saja, pacaran anak
muda ABG Labil. Tapi, bukan ini yang menjadi masalahnya. Sebentar lagi aka nada
Ujian kenaikan kelas, dan itu berarti Rio akan menjadi anak kelas XII dan
waktunya benar-benar sedikit untuk melihat Rio lagi disekolahnya.
Ify benar-benar ingin tidak membuang waktu yang
tersisa sedikit itu dengan berdiam diri menatap sesosok itu dengan seseorang
wanita pengisi hatinya. Ify benar-benar ingin memperbaiki hubungannya dengan
Rio, paling tidak, ia bisa menjadi teman dari seorang Rio, bukan sebagai
pengisi hati sesosok Rio.
Ia benar-benar belum siap untuk tak melihat Rio
lagi selama beberapa tahun ke depan. Takut tak akan pernah bisa melihat wajah
yang selalu dirindukannya disetiap ia sedang merasa sepi, merasa hanya Rio-lah
yang tak pernah membuatnya merasa sepi.
*
I
know I can’t be stronger
Even
I try to forget you
Oh
no, I missing you
I
need is you, so please don’t make me feel like
I
keep you in my heart
*
Ify sadar, ia takkan pernah bisa sekuat karang
yang selalu dihempas ombak, hatinya terlalu rapuh, terlalu mudah sakit hanya
dengan melihat Rio dan Shilla–kekasih Rio. Sekeras apapun usahanya untuk tetap
kuat, ia takkan pernah bisa, hanya untuk menyadari bahwa Ia dan Rio sudah tak
ada hubungan lagi saja benar-benar sudah menghancurkan sebagian hatinya.
Bagaimana kalau ia harus dan sangat dianjurkan
untuk melupakan Rio, apa hatinya takkan hancur? Rio bahkan sudah sering
memintanya untuk melupakan dirinya, dan mencari sesosok laki-laki lain yang
dapat menerima segala kekurangan Ify.
Tapi, bagaimana bisa Ify melupakan Rio, jika
disetiap harinya dia terus terbayang sosok Rio yang tetap ada di fikirannya.
Ify benar-benar lelah dengan hatinya. Seandainya saja…. Ah sudah cukup sering
ia berandai-andai, dan itu takkan mungkin terjadi, berhentilah berandai-andai
dan mengharapkan sesosok Rio lagi.
Ia tak dapat memungkiri lagi sekarang, Ia
benar-benar merindukan sosok Rio disampingnya, ia menyimpan semua foto SMS dari
Rio, membacanya lagi berulang-ulang, begitu manis kata-katanya, tapi apa,
sekarang? Tak ada lagi kata-kata seperti itu lagi. Ify tertawa miris.
Ify benar-benar membutuhkan Rio, menginginkan
Rio selalu ada disampingnya.
Tolong,
Yo, jangan buat gue kayak gini, bantu gue buat ngelupain elo. Bantu gue buat
nyadarin kalo elo emang bukan buat gue lagi. Gue benci ngakuin gue kangen sama lo, kangen
suara elo, senyum lo, wajah lo, semua yang ada di elo. Bantu gue melangkah demi
ngelupain elo, Yo…
*
I
miss your smile, I miss your face
I
need you’re here, I need your hope
In
every night, in everyday
Like
you want me to be
I
miss your voice, I miss your laugh
I
need you’re here, I need your hope
In
every night in everyday
It’s
you
You
know everything it’s you
*
Thanks
for reading, maaf kalo jelek, pendek, dan dialog-nya dikit.
Song:
Still Virgin – Hate To Miss Someone