Minggu, 11 Maret 2012

Dalam Diam (Cerpen)


---- 

Hanya dalam diam.. 

Hanya dalam diam, aku dapat memandangmu.. 

Hanya dalam diam, aku dapat mengagumimu.. 

Hanya dalam diam, aku dapat menyayangimu..
 

---- 


Sedih dan menyakitkan! Inilah yang aku rasakan saat ini. Dunia terasa begitu kejam untukku. Apakah aku tak pantas untuk berbahagia? Apakah aku harus terus berbahagia dalam kebohongan? Ingin rasanya aku bisa tersenyum dengan tulus, tapi apa yang bisa membuatku benar-benar tersenyum tulus jika yang bisa membuat itu hanya bisa melukai dan membuat sedih hati dan perasaanku. 


Dalam diam ini, aku dapat mengatakan aku 'mencintaimu' tanpa ada seorangpun yang tahu. Tak pernahkah kau tau, disini aku terluka karna mu..., tentu saja kau tak tau!! Aku mengatakannya dalam diam, dalam kesunyian. 


Sesungguhnya, aku benar-benar mengharapkanmu tahu jika aku menyayangimu! Mengagumimu! Tetapi apa daya? Aku hanya bisa mengatakannya dalam diam. 


Airmata terus mengalir di kedua pipi putihku. Aku tahu, -mungkin- jika ada yang melihatku seperti ini, mereka akan menilaiku 'gila'. Menangis tanpa sebab! Tapi sungguh! Aku menangis ada sebabnya, jika aku bisa mengatakannya.. Aku akan mengatakan penyebabnya hanyalah 'kau!' 


“Fy, kok lo nangis sih? Lo kenapa? Cerita dong?” Aku tersentak ketika seseorang menepuk pundakku dengan sedikit kasar. “Lo kenapa, Fy? Cerita kek! Eh, gue cariin dari tadi, ternyata lo disini.” Cerocos Acha-sahabatku-. 


Aku hanya bisa menggeleng dan menghapus lelehan air mataku. Ya! Dalam diam lah aku memendam segalanya. 


Acha menghela nafas berat. “Yaudah, kalo udah siap cerita.. Cari gue aja! Gue selalu ada buat lo, Fy!” Aku tersenyum. Beruntungnya aku memiliki sahabat sepertinya. 


“Thanks, Cha. Sorry ya, gue belum bisa cerita sama lo.” Acha tersenyum dan mengangguk. Aku kembali termenung, dengan pandangan kosong, dan tanpa memperdulikan Acha disampingku. 


Saat ini, aku benar-benar ingin sendiri. Meluapkan semua beban dihati dengan menangis,mengeluarkan semua uneg-uneg dihati dengan menangis. Tanpa isakan. 


---- 

dalam diam inilah, 

Aku dapat menangis.. 

Aku tersenyum menutupi kesedihan.. 

Membohongi segalanya dan memunafikkan segalanya..
 


---- 


“Yeeeey! Selamat bro, akhirnya lo jadian juga sama Shilla!” Alvin menepuk pundak Rio. Rio hanya bisa meringis karna tepukan Alvin yang sedikit keras. 


“Thanks sob, sakit woi. Pelan-pelan saja!” Ucap Rio dengan sedikit melantunkan lagu dari kotak - Pelan2 saja. 


“Hehe, sorry bro! Kesenengan gue.. Eh temen-temen, mumpung kita lagi di kantin nih, kita minta PJ yuk sama Rio?” Koor Alvin pada semua anak-anak yang ada di kantin. Shilla yang berada tepat disamping Rio hanya bisa tersenyum melihat kekasih barunya ini dikerjain oleh sahabatnya. 


“IYA, YOOOO! PJ DOOOONG!” Semua siswa yang berada di kantin menagih kepada Rio. Aku hanya bisa tersenyum perih melihatnya, aku sendirilah yang tak bergabung mengikuti mereka meledek Rio. Terlalu sakit dan menyesakkan untukku! 


“Okeoke, berhubung gue baik nih.. Gue traktir deh!” Rio pasrah dan menyerah karna gak mungkinlah dia menang sama anak sekantin gitu -_- 


Acha menatapku prihatin, sepertinya ia sadar jika aku telah lama memiliki rasa untuk Rio. Aku berdiri, menatapnya yang mendongak menatapku. 


“Gue gak pa-pa, Cha. Lo jangan khawatir gitu, gue mau ke Perpus.. Lo mau ikut?” Tawarku pada Acha. Aku takut jika kelamaan disini, mungkin air mata yang sudah aku tahankan jatuh dengan tak berdosanya. 


Acha menggeleng. Aku mencoba tersenyum dan mulai melangkahkan kakiku menuju pintu keluar dari kantin. 


“Eh, Fy..gak mau traktiran Rio nih?” Tanya Iel sebelum aku melangkah keluar dari pintu kantin. 


“Gak deh, Yel. Gue masih ada tugas, belom selese nih..” ucapku mencari alasan. Iel hanya menggendikkan bahunya. “Lo gak ngucapin selamat dulu gitu ke Rio sama Shilla?” 


DEG. Inilah yang aku hindari. Buru-buru aku mendongak, mencoba mengeringkan sedikit air mata yang akan terjatuh. Bagaimanapun aku harus mengucapkan 'selamat' pada Rio dan Shilla. 


“Eh, iya gue lupa hehe.., yaudah gue kesana dulu ya!” Iel mengangguk. Dengan langkah sedikit ragu, aku mendekati meja Rio-Shilla-Alvin-Sivia. 


Kuberanikan diri mendekati meja Rio dkk. Dengan penuh keyakinan dihati! Aku melangkah maju terus menuju meja Rio dkk yang tepat berada di tengah-tengah kantin. 


“Em..YoShill..” Panggilku pada mereka-Rio&Shilla-. Rio dan Shilla menoleh kepadaku, menatapku seakan bertanya -ada-apa-Fy-? 


Aku menarik nafas perlahan. Aku bisa, batinku. “Selamat ya yang baru jadian, Long Last! Sorry nih gak bisa ikut traktiran gue ada tugas hehe..” Ucapku dengan senyuman getir. Senyuman terperih yang pernah aku berikan untuk pasangan bahagia didepanku ini. 


Rio mengangguk. “Yah.. Yaudah deh, btw thanks ya, Fy..” Ucapnya. Aku hanya tersenyum kemudian melangkahkan lagi kakiku menuju pintu kantin dan menghilangkan diri dihadapan mereka semua. 


---- 

Dalam diam ini, 

Dalam kesunyian ini, 

Dalam hati ini, 

Selalu mengartikanmu, lebih dari sekedar kata 'sempurna'..
 

---- 


Cakka berdiri tegak disampingku. Laki-laki yang masih setia menungguku untuk membalas cintanya. Tapi apa daya? Hatiku telah dan sudah untuk Rio. Berkali-kali aku menegaskan kepadanya agar tak pernah lagi menemuiku, menghapus rasa cintanya untukku. 


“Gue minta maaf, Kka. Gue belum bisa ngerubah kata hati gue..” Ucapku lirih. Terdengar olehku Cakka menghela nafas dengan benar-benar berat. 


“Apa gak ada kemungkinan sama sekali buat gue untuk menggantikan Rio?!” Tanya Cakka kepadaku. Aku hanya bisa menunduk. Aku sendiri tak tahu, apakah bisa Cakka menggantikan posisi Rio yang sekarang ini adalah pemilik tahta tertinggi dihatiku. 


“Gue gak tau, Kka. Lo lebih berhak bahagia, tapi bahagia lo gak sama gue.. So, carilah 'dia' yang bener-bener bisa buat lo bahagia..” Pintaku pada Cakka. Cakka memegang kedua pundakku, menatap mataku dalam. 


“Bahagia gue itu sama lo, Fy. Bukan dengan siapa-siapa! Asal lo tau itu.” Terang Cakka. Air mataku kembali mengalir, dengan sigap Cakka menghapus aliran air mata yang mengalir di pipiku menggunakan telunjuknya. 


“Kka, lo bakalan terluka pada akhirnya kalo lo maksa untuk sama gue. Apa lo mau,bisa milikin raga gue..tapi gak hati gue?” 


“Apa, Rio begitu sempurna buat lo sampe lo nutup hati lo buat siapapun?!” 


Aku menunduk dalam-dalam. Ingin sekali aku tak melukai hati laki-laki yang berada dihadapanku ini, tapi bukankah 'jujur itu lebih baik'? 


“Buat gue, apapun yang Rio lakukan, apapun yang ada di diri Rio..dia itu bener-bener sempurna.” Jawabku. Cakka hanya bisa menghela nafas berat. 


“Gue rasa, emang Rio yang mampu dan pantas milikin elo...,” aku hanya bisa menunduk. “Kejer Rio kalo emang dia bisa buat lo bahagia, kalo emang dia jodoh elo...tapi, suatu saat nanti kalo emang dia bukan yang tepat, lo harus bisa buka hati lo buat orang lain. Gue mundur, Fy.” Setelah mengucapkan kata-kata yang sedikit menohok hatiku, Cakka meninggalkanku yang masih tertunduk. 


'Gue rasa, gue emang pantas sendiri. Dalam diam, dalam kesunyian.. Dan dalam hati inilah yang selalu mengharapkanmu sesosok yang 'sempurna' untukku..,” 


---- 

Tak pernah kau tahu.. 

Bertahan dalam diam adalah kesulitan yang teramat sedih.. 

Aku bertahan dalam diam, mengagumimu, menyayangimu.. 

Hingga nanti.
 


---- 



Memendam dalam diam, bertahan dalam diam..adalah kesulitan teramat besar! Rasa hati ingin mengucapkan, tapi ucapan itu dapat melukai hati orang lain. 


Ingin sekali aku berkata kepada Rio 'aku menyayangimu, mencintaimu, sejak dulu! Sebelum dia yang sekarang memilikimu!!' Tapi apa daya, jika ucapan itu hanya bisa membuat dirinya terluka, membuat orang yang dicintainya sakit..lebih baik, akulah yang tersakiti. 


Bertahan disini, tak memiliki, menutup hati, memunafikkan hati, tersenyum menutupi kesedihan. Itulah aku saat ini 


Aku selalu berharap, semoga aku tak menyerah dalam menggapai cintanya. Selalu dapat menunggunya, mengharapkan dirinya yang hanya bisa membuatku terluka. Dan, aku berharap..suatu saat nanti, jika dia bukan untukku, bukan milikku, biarkan aku menyayangi sesosok lain dari dirinya. 


~ 

Wajahmu, hatimu, dan tentang dirimu.. 


Selalu kan berada didalam hatiku.. 



Sejak awal bertemu.. 


Aku tau rasa itu... 


Namun tak mungkin aku.. 


Untuk memilihmu.. 



Dan tak mungkin untukku... 


Tuk menggapai cintamu... 


Walau rasa dihati, 


Ingin memilikimu... 



Cinta harus berkorban.. 


Walau harus menunggu lama... 


Aku tau... 


Kau bukan untukku... 


~ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar